Faktor ini Juga Ikut Mendongkrak Suara Anies-Sandi

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Beberapa Ponpes di Pulau Jawa sengaja meliburkan santri-santriwatinya asal Jakarta untuk pulang ke rumah agar bisa ikut mencoblos pada Pilgub DKI.

Ribuan keluarga di DKI yang mengirim putra-putrinya belajar di berbagai pondok pesantren (Ponpes) di Pulau Jawa (Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, dan Banten). Sebagian santri-santriwati asal DKI itu sudah duduk di kelas 5, 6 di Ponpes, atau setara dengan kelas 2 , 3 SMA. Artinya mereka adalah penduduk DKI yang sudah memiliki hak suara di Pemilu.

Nah, waktu Pilgub DKI 2017, putaran pertama dan kedua kemarin, hampir semua Ponpes di Pulau Jawa sengaja meliburkan santri-santriwatinya yang asal DKI untuk pulang ke Jakarta agar bisa mengikuti Pilgub DKI.

Selain itu, banyak juga warga DKI yang kuliah di Yogya, Malang, Bandung, Surabaya, sengaja pulang ke Jakarta pada hari pencoblosan untuk ikut memilih pada Pilgub DKI. Tapi berbeda dengan yang mondok, yang sengaja diliburkan, warga DKI yang kuliah di berbagai kota di Pulau Jawa itu, pulang ke Jakarta atas inisiatif sendiri atau atas perintah orangtua mereka masing-masing.

Bahkan beberapa teman yang aslinya adalah warga DKI tapi bekerja di luar Jakarta, dari berbagai kota di seluruh Indonesia, juga sengaja izin atau cuti di tempat kerjanya agar bisa pulang ke Jakarta, sekali lagi, untuk bisa mencoblos pada Pilgub DKI, putaran pertama dan kedua.

Catatan:

Pertama, setahu saya, inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah Pemilu di Indonesia, di mana Ponpes di Pulau Jawa sengaja meliburkan santri-santriwatinya asal Jakarta untuk pulang ke rumah agar bisa ikut mencoblos pada Pilgub DKI.

Kedua, tentu tidak semua dari mereka mencoblos Anies-Sandi. Tapi karena mereka sekolah di Ponpes-ponpes, dan sengaja diliburkan hanya untuk mencoblos, boleh dibilang bahwa sebagian besar – untuk tidak mengatkan hampir semuanya – diasumsikan mencoblos pasangan Anies-Sandi.

Ketiga, sepanjang pantauan saya, mulai dari putaran pertama sampai putaran kedua Pilgub DKI kemarin, tidak ada satu pun media-media nasional atau bahkan lembaga-lembaga survei yang memantau apalagi menganalisa fenomena baru ini: kepulangan santri-santriwati asal DKI dari berbagai Ponpes untuk mengikuti Pilgub DKI.

Keempat, saya tidak punya data pasti berapa jumlah santri-santriwati, pelajar atau mahasiswa dan juga pekerja asal Jakarta yang memiliki KTP DKI namun berdomisili di luar Jakarta. Tapi bisa diduga, bahwa jumlah mereka mencapai ribuan orang. Mereka itulah yang selama ini menjadi bagian dari kategori “pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya” dalam survei-survei nasional.

Mungkin karena itulah sehingga banyak hasil survei dan tim-tim sukses Paslon yang juga terkaget-kaget melihat selisih suara yang amat besar antara perolehan suara Ahok-Djarot dengan Anies-Sandi, yang mencapai sekitar 18 persen.

Kelima, saking besarnya, beberapa Ponpes di wilayah Jawa Timur (Malang dan Ponorogo) dan Jawa Tengah (Solo dan Magelang) bahkan mengkoordinir dengan cara menyewakan beberapa bus untuk mengangkut santri-santriwatinya pulang ke Jakarta sehari dua hari sebelum pencoblosan Pilgub DKI 19 April 2017 kemarin.

Keenam, mobilisasi santri-santriwati asal DKI di berbagai Ponpes di Pulau Jawa, menurut hasil penyelidikan pribadi saya, adalah karena orangtua-orangtua (alumnus salah salah satu Ponpes, menjadi pendukung fanatik salah satu Paslon dalam Pilgub DKI, dan kebetulan punya anak yang belajar di Ponpes) melakukan koordinasi dengan para pengasuh atau kiai-kiai Ponpes agar meliburkan santri-santriwatinya yang asal Jakarta untuk bisa ikut Pilgub DKI 2017.

Ketujuh, ke depan, mobilisasi pemilih asal DKI dari Ponpes-ponpes di pulau Jawa akan menjadi salah satu trend dalam Pemilu-pemilu selanjutnya.

Syarifuddin Abdullah | 21 April 2017 / 24 Rajab 1438H

Sumber foto: Arsip pribadi yang diambil dari sebuah group Whatsapp. Terlihat beberapa santri asal sebuah Ponpes di Jawa Tengah, yang bersiap pulang kembali ke Ponpes pada 20 April 2017, setelah ikut mencoblos pada Pilgub DKI pada 19 April 2017.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Filosofi Filsafat

Sabtu, 20 Juli 2024 14:58 WIB
img-content

Pertempuran dan Adu Drone di Langit Ukraina

Senin, 13 Februari 2023 05:57 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler